- NOVEL : MIRANDA JANGAN AMBIL NYAWAKU
- Unsur Instrinsik :
- Tokoh dan Perwatakan
- Miranda (aku)
Watak: cuek
Bukti: “tentu”
aku mengagkat bahu “aku tidak peduli”
- Dr. Mullen
Watak: biasa
saja
Bukti:
“Miranda boleh aku berbicara secara pribadi dengan orang tuamu sebentar?”.
Tanya Dr. Mullen
- Emma
Watak:
Bukti:
“astaga” pekik emma
- Ay ah
Watak: keras
Bukti: “kami
ayahmu dan ibu bertekad kamu tidak akan mengalami nasib seperti itu”
- Ibu
Watak: tidak
punya perasaan
Bukti: “ibu
mulai berbicara dengan terburu-buru, suara keras dan tatapan tajam”
- Sudut Pandang:
Orang Pertama
sebagai pelaku utama
Bukti:
terdapat kata “aku” sebagai pelaku utama
- Latar : 1. Tempat: kamar
Bukti:”ketiga
orang dewasa itu kembali ke dalam kamar”
2. Suasana:
a. Ketakutan
Bukti: “tetapi
kenpa mereka berbohong Emma?” aku sangat ketakutan “aku merasa takut”
b. Gusar
Bukti:
“Baiklah miranda kami akan menceritakan kepadamu sesuatu yang pasti akan
membuatmu gusar
c. Terkejut
Bukti: “aku
tidak mampu berbicara, aku sangat terkejut “ini tidak nyata! I Mimpi. ini semua
hanya mimpi! Aku ingin bangun!” aku tertawa, menangis, dan berteriak.
- Gaya bahasa: menggunakan bahasa sehari-hari
Bukti:”mereka
agak kedodoran sehingga aku tahu”
- Alur : maju(karena semua cerita berjalan runtut)
- Perkenalan: muncul banyak tokoh di awal cerita
Bukti:
Dr.Mullen, Miranda, Emma
- Muncul masalah: Miranda mulai mengetahui siapa Emma itu dan apa yang di lakukan orang tua mereka dan Dr.Mullen
- Klimaks: akhirnya ibu memberi tau semua rahasia nya…(gadis itu(Emma) diciptakan dari DNA Miranda, dibesarkan ditabung dan ia bisa berbicara). Miranda membantah karena ia tidak percaya.”omong kosong!” Sahut ibunya dengan marah.
- Masalah menurun: miranda sudah tidak mampu berkata lagi “aku tak mampu bicara , aku terkejut”
- Penyelesaian : akhirnya miranda pasrah , perasaan ayah nya sangat sedih
- Pesan/Amanat : Jangan sekali-kali melakukan peng-cloningan pada manusia. Karena itu adalah sikap yang tidak berprikemanusiaan
- Unsur Ekstrinsik:
- Nilai kemanusiaan : Mengorbankan hasil cloning untuk Miranda. Jadi Ibu akan mengorbankannya untuk menyelamatkannya.
- Novel : Bako
- Unsur Intrinsik
- Tokoh dan Perwatakan :
- Umi(Baik, pandai,dan taat beribadah)
·
Baikà “sebelum kami
pulangdarisekolah, iasudahakanberadadirumah,
menantikedatangankamudengannasiterhidang.”
·
Pandaià “Iamemanglancarmenerjemahkan
Al-qur’andalambahasa Indonesia.
·
TaatBeribadahà
“padatahun-tahunsebelumnya, iaselalubersalatsubuh di Masjid.
1. Suami (Rajin beribadah/sholeh)
“Pagi-pagi
bangun, suamiku langsung mengambil wudhu kadang di pancuran tetapi lebih sering
dirumah saja.
2. Aku (hanya sebagai pencerita).
- Sudut Pandang
Orang ketiga
pelaku sampingan
Bukti :
terdapat kata “ia”. Jadi pencerita menceritakan orang lain.
- Latar
Tempat :
didapur à“sesudah shalat ia langsung pergi kedapur”
Waktu : Pagi à
“pagi-pagi bangun,suamiku langsung mengambil wudhu….”
“pagi-pagi bangun,suamiku langsung mengambil wudhu….”
Hari minggu à
“pada hari minggu,acap kami pergi ke ladang”.
“pada hari minggu,acap kami pergi ke ladang”.
- Gaya Bahasa
Bahasa yang
digunakan adalah bahasa sehari-hari(bahasa daerah)
- Alur
Alur yang
dugunakan adalah alur maju.
- Perkenalan : memperkanalkan kegiatan tokoh.
- Mucul masalah : ia seorang yang rajin dan taat beribadah.
- Klimaks : Banyak orang yang menyegani ia.
- Masalah mereda : ia tidal begitu memperdulikan hartanya.
- Penyelesaian : hartanya di sedekahkan dan digunakan untuk haji.
- Amanat /Pesan
“jadilah orang
yang sederhana meskipun memiliki banyak harta.dan gunakan harta yang berlebih
tersebut untuk bersedekah”.
- Unsur Ekstrinsik
- Nillai Agama : Rajin beribadah.
“pada
tahun-tahun yang silam, ia selau bershalat subuh di mesjid”.
- Nilai Sosial : Disegani masyarakat
“ia adalah
seoarang perempuan yang disegani”.
- Nilai Budaya : Pernah memperoleh penghargaan.
“ia pernah
pula meraih kedudukan teratas dalam suatu perlombaan menerjemahkan beberapa
ayat Al-quran…….”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar