Rabu, 03 Juli 2013

cerpen Re_vy part4



Part 4
Aul menyeka air matanya. Ia mengangkat kepalanya dan mencoba untuk menjelaskan semuanya lebih spesifik lagi kepada Gessa dan Reyhan. Baru saja Aul membuka mulut, tiba-tiba.. “Ul.. jangan.. Revy udah sembuh ko.”, suara Revy terdengar sangat lemah. Guru-guru dan anak PMR yang ada disitu menyuruh Revy untuk tidak memaksakan berbicara. Reyhan langsung menghampiri Revy. Diusapnya wajah sang kekasih dengan sangat lembut dan tak terasa ia meneteskan air matanya tepat di pipi Revy. “Reyhan kenapa? Jangan sedih.. Revy udah sembuh ko!”, ucap Revy sambil menatap Reyhan dengan matanya yang sangat sayu.
“Ul, kasih tau gue yang sebenarnya.”, tanya Gessa dengan tatapan yang sangat dalam. Aul menghela napas dan berbisik ditelinga Gessa, “Kanker paru-paru, ges.”. Gessa tersentak. Ia tak menyangka Revy –teman sekelasnya- dan juga adik sahabat karibnya mengidap penyakit yang sangat mematikan. Tak terasa  air mata mengalir deras di pipi Gessa. Dia tak mampu berbicara apapun. “Kenapa lu ikutan nangis, ges?”, tatap Aul. Gessa menutup mulutnya dengan kedua tangannya. Ia tak bisa menghentikan derai air mata yang membasahi pipinya.
Tak menunggu lama, Aul langsung mendekap Gessa dan membenamkan kepala Gessa di bahunya. Lagi, Aul meneteskan air matanya. Ia mengusap lembut kepala sahabat karibnya itu. Mereka tenggelam dalam kekhawatiran yang perlahan menggerogoti senyum indah mereka tiap harinya. Gessa pun melepaskan dekapan Aul. Ia menatap mata Aul dengan matanya yang berkaca-kaca dan penuh kesenduan. “Kenapa elo ga pernah cerita tentang semua ini ke gue, ul? Gue sahabat elo dari pertama kita sekolah disini. Gue selalu cerita apapun yang gue rasain, gue lakuin, gue lewatin, gue suka, gue benci. Ga jarang kita ketawa bareng, nangis bareng, sengsara bareng. Apa itu semua belom cukup buat jadi orang yang paling elo percaya, ul? Gue udah nganggep elo lebih dari kakak kandung gue, bahkan sampe sekarang gue belom punya cowo, karena gue ngerasa ga perlu. Gue udah punya elo, ul! Sahabat gue!”, Gessa menurunkan nada bicaranya. Air matanya memaksa ia untuk tertunduk dan menyeka air matanya yang membanjiri hingga ke seragam yang dikenakannya. Isak tangisnya semakin keras hingga membuat seisi ruangan meliriknya.
Ketika menyadari hal itu, Gessa pamit keluar ruangan. Ia berlari menuju teras dibawah pohon teduh didepan masjid sekolah. ia menumpahkan seluruh perasaannya dalam tangis pada saat itu. Disekitarnya sudah sepi karna sejak 15 menit yang lalu bel masuk sudah berbunyi. Tak lama, Aul sudah berdiri jarak satu meter didepan Gessa. Ia meminta maaf kepada Gessa karena sudah menutupi hal ini padanya sambil memperhatikan Gessa yang sibuk menghapus air matanya. Gessa hanya mengganggukkan kepalanya. Aul duduk disebelah Gessa, lalu ia menghela napas sambil berkata, “Barusan Vivi sms gue.. dia minta putus.”. Seketika Gessa tertegun. Ia langsung menatap Aul dengan penuh pertanyaan. “Ngebacot apaan lagi si Izzi?”
Nabil Farizzi. Playboy cap kapak paling terkenal disekolah ini. Dia juga terkenal sering merusak hubungan orang lain. Parasnya yang diatas standar, gayanya yang cool dan identitasnya sebagai salah satu anak pejabat sering mengelabui kaum wanita. Namun bagi yang sudah mengenal seluk-beluknya, iuuuh! Ga banget deh sama dia!
5 Gudang Ilmu: cerpen Re_vy part4 Part 4 Aul menyeka air matanya. Ia mengangkat kepalanya dan mencoba untuk menjelaskan semuanya lebih spesifik lagi kepada Gessa dan ...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

< >