Part 3
“Woy! PMR! PMR! Tolong, ini
ada yang pingsan!”, seketika suara itu membuat semua anak yang mendengarnya
memalingkan pandangannya ke sumber suara. Tak lama PMR dengan tandunya sigap
membawa murid yang pingsan ke UKS. Ketika mereka melewati Aul, terlihat bahwa
perempuan yang terbaring di tandu itu adalah Revy, teman sekelas Gessa dan Aul.
Tanpa berpikir panjang, Aul langsung mengikuti PMR yang membawa teman
sekelasnya itu ke UKS. Gessa terdiam sejenak. Ia melanjutkan langkahnya ke
masjid dan sholat dzuhur.
10
menit kemudian.
Revy belum juga sadar.
Selang oksigen sudah dipasang dihidungnya. Disamping kanannya sudah berdiri
tegak tabung oksigen. PMR dibantu beberapa guru terus mencoba untuk menyadarkan
Revy. Tak biasanya Revy pingsan selama itu. Aul sangat panik. Dengan tangan
saling bertautan, ia berdoa agar teman sekelasnya itu cepat sadarkan diri.
“Revy belum siuman, ul?”, suara Reyhan –kekasih Revy- membuat semua orang yang
ada di UKS memalingkan pandangannya sejenak, lalu melanjutkan kembali pekerjaannya.
Reyhan dan Gessa masuk ke dalam UKS. “Sorry ye, ul tadi gua sholat dulu.”, ucap
Gessa sambil mengambil posisi duduk disebelah Aul. Aul hanya menatap Gessa
sejenak dan menundukkan kepalanya kembali.
“Kamu sedih sekali
kelihatannya!”, sindir Reyhan dengan pandangan sinis. Reyhan memang sejak lama
tidak suka pada Aul karena Aul dan Revy sangat akrab, walaupun tak seakrab
dengan Gessa. Selain itu, Reyhan sering melihat Revy sedang berbincang-bincang
dengan Aul. Tak jarang juga Reyhan melihat kekasihnya itu tertawa lepas ketika
dengan Aul. Bahkan dia tak pernah melihat kekasihnya tertawa seperti itu ketika
dengannya. Revy juga sering membicarakan tentang kebaikan Aul didepan Reyhan.
Sangat wajar sekali jika Reyhan sangat cemburu dan iri dengan Aul.
Aul mengangkat kepalanya. Ia
mencoba menormalkan posisi duduknya. Lalu, ia menyeka air matanya. “Ul..”,
Gessa menatapnya heran. Belum sempat ia melanjutkan ucapannya, Aul langsung
menyuruhnya untuk diam. “Gue inget ade gue di Jakarta. Dia divonis penyakit yang
sama dengan Revy. Dia udah satu setengah tahun mengidap penyakit itu. Gue tau,
rey. Selama ini lu benci banget sama gue karena tingkah lakunya Revy ke gue.
Dia kaya gitu ke gue karena cuma gue yang tau tentang penyakitnya.”, ucap Aul.
“Emang Revy sakit apa,ul? Ko dia ga pernah bilang ke aku?” tanya Reyhan penuh
rasa ingin tahu. Aul menundukkan kepalanya lagi dan terdengar isak tangisnya
yang kian lama kian keras. “Ul.. lu kenapa? Cerita sama kita. Sebenernya Revy
dan ade lu sakit apa, ul? Jangan cengeng deh ah! Ul.. cerita sama kita.. please..”, Gessa memohon sambil mengusap
lembut punggung Aul. Gessa merasa bersalah karena selama ini dia juga iri atas
perilaku Revy kepada Aul. “Ul.. please kasih
tau aku.. pacarku sakit apa?”, desak Reyhan yang sudah tak tahan menahan air
mata kekhawatirannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar