Cermin
Menatap Bayanganku
Hari menggigil petangnya senja.
Kau mengayunkan pendulung biji
baja.
Seraya kau anggap dirimu bijak,
dasar pembajak.
Aku tahu kau manik-manik mati.
Tapi aku tahu busukmu.
Busuk wujud yang tak pernah
bersujud.
Si hitam kembarku mengadu merdu.
Di tapak kakiku, syahdan senja.
Menyerap cahaya surya sepuasnya.
Sepejam mata lalu
Ku hujam bibir cermin pencibir
Ku rajam mata cermin penghina
Ku pasak telinga cermin penista
sepersekian detik itu jua mengucur merah dari ranahnya dan beling kaca
berserang tepat dibawahnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar