Jumat, 22 Oktober 2010

filosofi beras nasi

Proses terbentuknya nasi dari padi, merupakan proses yang panjang. Mulai dari petani yang menyiapkan lahan, menanam benih padi. Setelah melalui perawatan selama 6 bulan, padi tersebut sudah siap untuk di panen. Mulai dari proses penen sampai menjadi beraspun tidaklah melalui proses yang singkat. Mulai dari pemisahan biji padi dengan tangkainya, hingga memisahkan beras dengan kulitnya.
Dari beras hingga menjadi nasipun melalui sebuah proses. Beras di cuci, direndam air selama beberapa menit, kemudian di masak selama berapa menit, dan akhirnya menjadi nasi yang siap dimakan.

Semua hal membutuhkan proses. Tidak terkecuali dengan kehidupan kita. Butuh proses yang panjang dari kita lahir hingga dewasa ini.Proses Kehidupan tidak semudah menulis di atas buku,
dari sebuah kertas kosong terisi dengan karya dan tulisan yang dapat menceritakan diri sendiri, atau bercerita tentang dunia lain, sosok orang lain, atau pengalaman penting kehidupan. Semua membutuhkan inspirasi.
Penulis sudah biasa menuangkan segalanya dalam tulisannya, tetapi proses kehidupan tidaklah demikian mudahnya.
Tidak semudah menuang teh dalam cangkir,
Mudah untuk minum teh, tetapi sulit untuk menungkan teh kedalam cangkir tanpa satu tetes yang tumpah. Seorang Master Zen melatih diri dari ritual minum teh setiap sore… menuangkan sebuah teh dengan wangi dan cita rasa yang berbeda kepada orang yang berbeda, dengan tingkat derajat panas yang berbeda, dan menghasilkan aroma dan kenikmatan yang berbeda…mudah tetapi sulit dilakukan.
Apalagi mengamati proses kehidupan yang serba tidak pasti dan semua serba berbeda dalam kondisi yang selalu berubah.
Tidak semudah membaca novel,
Pembaca yang sudah terbiasa membaca novel-novel indah karya sastra, akan mudah menyelami karakter tokoh dalam sebuha novel, menghayati dan masuk ke dalam alur ceritanya. Tetapi untuk membaca sebuah proses kehidupan tidaklah mudah, membutuhkan pengenalan terhadap sosok sang diri, pengenalan terhadap lingkungan di luar diri, dan pemahaman tentang alur kehidupan yang sangat sulit ditebak, memang tidak mudah.
Tidak semudah melempar batu ke laut,
Bagi sang petualang lautan dan ombak adalah tantangan kehidupan, terkadang menguji satu keahlian dengan melempar batu sampai jauh sekali ke lautan lepas, ibarat melepaskan semua beban dalam dirinya, atau berteriak kencang mengalahkan suara ombak di laut… tetapi proses kehidupan dalam melepaskan semua beban hidup tidak semudah itu.
Tidak semudah melukis di atas kanvas,
bagi seorang pelukis, apapun dapat dilukiskan dalam kanvas, kehidupan, obyek bergerak atau tidak bergerak, atau apapun dapat dituangkan dalam kanvas, tetapi untuk menghidupkan sebuah lukisan membutuhkan keahlian dan penjiwaan yang luar biasa. Melukis proses kehidupan tidaklah semudah menuangkan dalam kanvas, karena yang dilukis adalah sifat dan karakter kita sendiri yang sangat abstrak…
Proses Kehidupan itu juga membutuhkan kesabaran seperti penulis, pelukis, Master Zen, Pembaca, dan Petualang. Agar semua proses dapat dirasakan sebagai pelajaran paling berharga dalam hidup.
Belajar dan terus belajar.. mencoba dan terus mencoba, berubah dan terus berubah, menerima dan terus menerima, berjuang dan terus berjuang, semangat dan terus semangat….. Semoga kau dapat menjalani semua proses kehidupan dalam hidupmu.

Kita tahu proses membuat suatu produksi barang, sangat ditentukan komposisi bahan yang bisa berbentuk rumus, misalnya membuat kue, dengan resep yang ada kemudian ikuti cara porses yang ditentukan, secara mudah akan menghadilkan kue yang diinginan. Diperusahaan plastic misalnya, dengan kompsisi biji plastik tertentu masuk dalam bentuk mould yang diinginan, maka jadilah panci, ember pipa dan lain-lain – Proses pabrikan sangat monoton dan didukung dengan mesin teknologi, jadilah apa yang diingnkan.
Bagaimana dengan proses kehidupan ? Tidak demikian simple-nya seperti proses barang pabrikan, sangat ditentukan oleh berbagai unsure untuk mencapai satu hasil yang diinginkan. Pada dasarnya ada dua pokok dasar yang sangat signifikan dalam mencapai tujuan atau hasil yang akan diraih. Yaitu :
1. Interposonal harus baik à Hubungan dengan pihak kedua dst. Sangat menentukan proses itu sendiri. Karena pengendalian proses itu bukan ditangan anda melainkan ada pada orang lain – Misalnya butuh suatu bantuan — Sangat tergantung pada kerelaan, kemauan, keseriusan, kesungguhan hati seseorang. Apakah bisa memenuhi harapan? Sangat tergantung dari hubungan antara personal anda dengan orang yang diminta bantuan. Kita tidak bisa lepas dari kehidupan social dan bermasyarakat, tidak mungkin kita bisa hidup tanpa orang lain, bahkan orang lain bisa menjadi penghambat maupun pelancar proses hidup kita – Jika hubungan personal tidak baik, kemungkinan bantuan yang diminta akan mengecewakan, bahkan bisa juga hancur karena hubungan interpersonal yang jelek. Interpersonal merupakan satu skill yang harus dimiliki, untuk mendukung kelancaran proses. Banyak orang gagal karena belum memiliki skill ini. Sulit bersosialisasi ataupun berkomunikasi dengan orang, pendiam, malu dan sangat pasif mapun angkuh dalam kehidupan yang selalu membuat orang tidak suka. Kemampuan interpersonal bukan diperoleh dari bangku sekolah, ataupun anda memiliki pendidikan tinggi. Banyak pengusaha yang berhasil, hanya memiliki pendidikan sekolah dasar. Namun kemampuan interpersonal mereka baik, tidak heran banyak teman, banyak informasi sehingga memudahkan proses itu sendiri. Zaman order baru pengusaha terkenal Lim Sioe LIong, hanya memiliki pendidikan dasar. Orang tua penulis hanya menikmati pendidikan dasar belum lulus, namun dia menjadi pegusaha sukses, beda dengan saya yang lebih banyak menikmati sekolah, kenyataan tidak sesukses beliau – Skill interpersonal berpegang peran dalam proses.
2. Intra personal à skill ini sering tidak diperhatikan, bahkan mentoreransikan diri karena merupakan hak patent ( sifat / tabiat ). Kesadaran akan kelemahan diri ( self awareness ) hampir tidak ada. – Tanpa dikendalikan dengan baik, maka akan menyulitkan diri dalam proses, misalnya sifat malas, ceroboh, minder, suka iri hati, buat gossip, pemarah, otoriter, angkuh, suka putus asa, tidak ulet, bukan pendengar yang baik, mau menang sendiri – Ini semua penghambat diri dalam proses berjalan – Pepatah yang mengatakan musuh terbesar adalah diri sendiri sangatlah tepat ! karena dia yang menguasai kehidupan kita – Jika seorang memiliki intra personal baik, kebanyakan interpersonal akan baik juga à Intra personal bisa diperbaiki dengan beberapa langkah yaitu :
a. Pengenalan diri ( self awareness ), yaitu mengenal emosi negative apa yang dimiliki – Misalnya saya suka marah, suka minder, suka iri hati yang tidak pada semestinya, suka buat gossip, suka putus asa, kurang ulet, suka bingung, rasa takut dan lain-lain. Pengenalan diri ini semestinya mudah, asal kita ada niat untuk memperbaiki diri, siap untuk merubah diri sendiri.
b. Maknailah emosi negative itu dengan jelas, bagaimana datangnya, apa saja yang mudah menyulut api emosi itu, misalnya suami pulang terlambat, appointment yang meleset, terganggunya emosi jika melihat orang lebih baik dari kita, saat mengalami kesulitan, saat melihat tampang yang seram atau terbayang masa lalu dan lain-lain.
c. Kendalikanlah dengan baik, misalnya tarik napas panjang, untuk menenangkan diri, lakukan self talk untuk tidak menuruti emosi itu, menyingkir dari objek penyebab, jika anda mudah dipicu marah, gerakan tubuh yang terbaik yaitu melipat kedua tangan anda, seperti anak manis mendengarkan gurunya mengajar – Kesadaran ini akan memudahkan anda melakukan perubahan dari pada anda dipaksa untuk melakukan, hasilnya pun akan kelihatan – Perasaan nyaman akan dirasakan saat anda berhasil mengatasi diri sendiri. Tentu masih banyak cara, yang tidak mungkin diungkapkan dalam tulisan ini.
Jika ketiga nya bisa dikuasai, maka anda pasti tidak akan mengkambinghitamkan nasib buruk. Karena semua itu ada ditangan anda. Anda yang menentukan apakah saya mampu mengatasi semua proses berjalan, keberhasilan dalam proses ( sesulit apapun ), akan membawa anda lebih sukses, karena proses itu endiri mampu pemberi spirit, motivasi kuat pada diri sendiri untuk melangkah lebih mantap – Ibarat perjalanan laut, kapal akan mengalami banyak halangan dari arus, gelombang, angin kencang, namun yang pasti ia akan menuju sasaran, tujuan akhir ! à Manakah yang membawa kenangan manis ? tujuankah atau proses itu sendiri ? Anda tentu bisa menjawabnya, bukan ? Jangnlah menghindar dari masalah, hadapilah dengan penuh keyakinan, tentu ada jalan keluarnya, hanya waktu bisa berbeda, itu sebab nya butuh keuletan, ketabahan, kesabaran semua ini akan melahirkn pengalaman hidup yang luar biasa !





“sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya” (QS. At-Tiin : 4)
##############
Sebelum manusia di hantar kedunia oleh Allah Swt,maka manusia berada pada Alam Ruh,sebagaimana yang telah Allah firmankan di dalam Al-Quran :
“Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): “Bukankah Aku ini Tuhanmu?” Mereka menjawab: “Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi”. (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: “Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)” ( QS . Al-A’raaf : 172 )
Setelah kita melewati Alam Ruh, alam dimana sebelum jasad manusia diciptakan, proses selanjutnya kita menuju Alam Rahim, alam kandungan ibu tempat menyempurnakan jasad manusia dan penentuan kadar nasib kita didunia seperti hidup, rezeki, kapan dan dimana kita meninggal,
Dan sekarang kita memasuki proses yang ketiga Alam Dunia, Alam tempat ujian bagi manusia, siapakah diantara mereka yang paling baik amalannya. Dan masih ada 2 proses kehidupan lagi yang kita akan lalui yaitu Alam Kubur ( alam barzakh) alam tempat menyimpan amal manusia, di alam ini Allah menyediakan dua keadaan, nikmat kubur atau azab kubur. Dan alam terakhir yang harus kita lewati adalah Alam Akhirat ( alam tempat pembalasan amal-amal manusia ). Di alam ini Allah menentukan keputusan dua tempat untuk manusia, apakah ia akan penghuni surga atau penghuni neraka.

Ilustrasi : Koleksi Pribadi
Sesungguhnya didalam seluruh perintah Allah ada kebaikan yang berguna bagi manusia itu sendiri, untuk melewati proses2 dalam hidupnya, mungkin dalam fikiran kita akan berkata untuk apa saya sholat , puasa, zakat dan lain sebagainya toh semua itu tak ada gunanya didunia,
Sama halnya dengan sebuah janin yang berada di dalam rahim seorang ibu, pada saat itu yang terpenting baginya hanya sebuah tali pusar yang dia gunakan untuk kehidupan dia saat itu, janin tersebut tidak mengerti apa gunanya tangan , kaki, mata , telinga , hidung dan lain sebagainya, karena memang semua itu tidak berguna didalam rahim , tapi semua itu akan berguna nanti pada saat proses selanjutnya yaitu Alam Dunia. Mungkin kalau janin tersebut bisa bicara maka dia akan protes pada Tuhan , benda2 seperti tangan , kaki, mata , telinga , hidung dan lain sebagainya hanya menyusahkan dia di rahim yang gelap dan sempit. Padahal benda2 tersebut akan berguna ketika kita memasuki proses selanjutnya.
Pada Alam Dunia kita baru mengetahui apa gunanya Allah swt ciptakan tangan, kaki , mata , telinga, hidung dan sebagainya, dapat dibayangkan apa jadinya kalau sebuah janin menolak ketika Allah menciptakan benda-beda tersebut untuknya. Janin tersebut akan merasakan kesulitan untuk menghadapi Alam selanjutnya yaitu dunia.
Karena pada Alam Dunia kita baru akan menyadari dan mengetahui mengapa Allah ciptakan tangan yang digunakan untuk memegang suatu benda, telinga yang digunakan untuk mendengar, mulut untuk bicara, kaki untuk berjalan, dan lain sebagainya. Begitu juga hari ini ketika kita berada di Alam Dunia kita tidak mengerti mengapa kita harus Sholat, membaca Al-Qur’an , Zakat, Puasa , Dzikir, karena semua itu akan berguna pada proses2 kehidupan yang akan kita lalui berikutnya, dimana kita sangat bergantung kepada amalan2 tersebut seperti halnya bayi ketika lahir didunia.
Ketika kita memasuki proses kehidupan selanjutnya yaitu Alam Kubur dan Alam Akhirat, kita baru akan mengetahui bahwa sholat tahajud yang kita lakukan dapat menerangi kita di Alam kubur dimana tidak ada cahaya selain dari amalan tersebut, kita akan mengetahui dengan membaca Al-Qur’an akan memudahkan kita menjawab pertanyaan Mungkar dan Nakir, Shaum dan Shadaqah akan memudahkan kita melintas Shirat, dengan Dzikrullah kita akan mendapatkan lindungan Arsy Allah swt pada hari hisab dimana pada saat itu manusia bermandikan keringat karena jarak matahari hanya satu jengkal diatas kepala kita.
Betapa menderitanya kita mana kala pada Alam Dunia kita tidak menyempurnakan semua itu, karena Akhirat merupakan kehidupan yang sebenarnya, kehidupan yang abadi , tidak akan ada kematian sesudahnya.
Oleh sebab itu berusahalah menyempurnakan semua perintah Allah Swt sekarang ketika masih ada kesempatan, karena dapat kita bayangkan kalau malaikat maut datang menjemput sedangkan bekal yang kita siapakan teramat sedikit, kita akan menggalami kesukaran yang teramat sangat melewati Proses2 kehidupan selanjutnya.
Semoga Allah dengan Rahimnya memberikan kekuatan kepada kita untuk selalu dapat meningkatkan amal ibadah kita sehingga kapanpun Allah memerintahkan malaikat maut untuk menjemput, kita sudah siap dengan perbekalan yang memadai dan selain kita berusaha menyiapkan bekal tidak ada salahnya kita juga berusaha mengajak orang lain kearah perbaikan seperti yang kita lakukan sekarang ini, karena barang siapa yang mengajak kepada suatu kebaikan dan orang yang diajaknya melaksanakannya maka kita akan mendapatkan pahala seperti orang yang mengamalkan tanpa mengurangi pahala orang tersebut. Jadi mari mulai sekarang kita melakukan perbaikan diri bersama-sama sebelum terlambat


DINAMIKA PROSES KEHIDUPAN
Posted by Anatta on 2009-01-23 [ print artikel ini | beritahu teman | dilihat 506 kali ]
Hidup adalah perjalanan dari ketidak-murnian menuju kemurnian, dari kebencian menuju cinta-kasih kosmis, dari kematian menuju keabadian, dari keterbatasan menuju kesempurnaan, dari perbudakan menuju kebebasan, dari perbedaan menuju persatuan, dari kebodohan menuju kebijaksanaan, dari penderitaan menuju kebahagiaan abadi, dari kelemahan menuju kekuatan tak-terbatas. ~ Sri Swami Sivananda; Pendiri The Divine Life Society.

Berbicara tentang hidup kita sesungguhnya berbicara tentang keberadaan mendasar kita. Ia bukan hanya hidup saya atau hidup Anda, namun hidup kita semua, hidup yang menghidupi segenap makhluk, dari organisme yang paling sederhana sekalipun
hingga yang paling luhur.

Dari ungkapan Sri Swami Sivananda di atas, kita menangkap esensi dinamis dari kehidupan. Beliau menyoroti sisi dinamis dari kehidupan ini. Tidaklah terlampau sulit bagi kita untuk memahami bahwasanya hidup merupakan suatu pergerakan ke segala arah yang tiada henti. Ia adalah suatu dinamika-kausal.

Untuk bisa benar-benar memulai suatu gerakan "dari ketidak-murnian menuju kemurnian", mula pertama mesti hadir kesadaran akan keberadaan yang tidak murni, yang mampu membangkitkan hasrat luhur untuk menggapai kemurnian itu. Dua hal ini amat sangat esensial, dimana tanpanya pergerakan atau transformasi itu tiada mungkin berlangsung. Hanya untuk menyikapi dengan benar sebait pesan di atas saja —yakni untuk bergerak "dari ketidak-murnian menuju kemurnian"— kita butuh dua hal esensial tadi, belum lagi melakoni atau benar-benar bergerak dalam
arah tersebut.

Hal yang sama juga dibutuhkan untuk dapat menyikapi item-item lontaran lainnya. Kesadaran dan hasrat mengkondisikan penyikapan yang benar untuk selanjutnya menggerakkan kita pada arah dan dalam jalur semestinya. Fakta ini menunjukkan bahwasanya, dinamika dalam arah yang positif, hanya dimungkinkan paska terbitnya kesadaran dan hasrat yang mengawali evolusi dalam kehidupan ini.

Evolusi bak sebuah hukum kosmis bagi kehidupan. Dalam pendahuluan kitab .....mendiang Sri Swami Krishnananda —mantan Sekjen. The Divine Life Society— memperjelas lagi hal ini dengan mengatakan: "Ada sebentuk upaya yang merupakan bahagian dari setiap orang untuk meningkatkan dirinya, untuk terbit dalam dimensi yang lebih baik, baik secara kwantitatif maupun secara kwalitatif. Inilah yang mereka sebut dengan evolusi, apakah itu berupa evolusi fisikal, evolusi biologikal ataupun psikologikal.".

Ini juga menunjukkan bahwasanya hidup merupakan suatu proses, pada proses mana ketidak-murnian dimurnikan, cinta-kasih kosmis dikembangkan, keabdian diupayakan, kebebasan dan kesempurnaan diusahakan, persatuan digalang dan kebodohan dientaskan serta keekuatan yang tiada terbatas serta kebahagiaan digapai. Dapat melihat hidup ini sebagai demikian, tak seorangpun semestinya sampai kehilangan tujuannya dan menyia-nyiakan hidupnya dengan mengabaikan misi dari kelahirannya ini.

Beras dan Kuliah

Memang beras dan kuliah tidak berada dalam satu konteks yang sama . Sudah jelas beras adalah bahan makanan dan kuliah itu suatu kegiatan . Beras berasal dari padi , kemudian menjadi beras dan dapat diolah lagi menjadi nasi . Nasib dari beras ada tiga yaitu menjadi nasi , menjadi bubur atau bahkan menjadi rusak . Semua hal itu tergantung dari yang mengolahnya .
Hubungan beras dengan kuliah yaitu bisa dilihat dari takdir beras tersebut . Orang yang ingin kuliah bisa memilih ingin menjadi nasi , ingin menjadi bubur , atau ingin menjadi rusak dan tak berguna tergantung dari siapa yang menjalankan kuliah tersebut .

Apabila ingin menjadi nasi yang disukai oleh banyak orang dan dapat memberikan rasa yang nikmat serta mengenyangkan , orang itu harus benar – benar menjalankan kuliahnya dengan sebaik – baiknya . Menjalankan dengan tenang dan tanpa beban dan yang paling penting mendapatkan hasil dari kuliahnya tersebut . Yang dimaksud dengan hasil adalah ilmu dan pengalaman . Ilmu bisa berarti ilmu formal yaitu ilmu yang didapat dari pelajaran yang dipelajari di kuliahnya atau ilmu non formal yaitu ilmu yang didapat dari pergaulan di tempat kuliahnya

Apabila menjadi bubur , mungkin saja orang tersebut menjalankan kuliah cuma sebatas tuntutan dari lingkungannya atau orang tua , tidak suka dengan kampus atau jurusan yang sudah dipilih , tetapi pada akhirnya dia sadar pilihannya tidak dapat dirubah kembali . Pada akhirnya orang itu berusaha menjalani kuliahnya dengan terpaksa . Maka orang itu disebut menjadi bubur . Bubur meski dari bahan yang sama dengan nasi tetapi bubur memiliki proses yang lebih lama dan kandungan zat yang lebih sedikit dibandingkan dengan nasi .

Dan yang terkahir adalah menjadi beras yang rusak .
Hal ini jelas adalah orang yang gagal menjalani proses kuliahnya dan tidak sedikitpun mendapatkan hasil bermakna dari kuliahnya tersebut . Hal ini biasanya dialami oleh orang yang kuliah hanya sebatas mengejar gengsi . Masuk kuliah tetapi tidak suka dengan jurusan pilihannya , merasa tidak nyaman dan akhirnya sering bolos , nilai jelek dan sukses menjadi beras yang rusak dan tidak berguna .

http://www.iloveblue.com/bali_gaul_funky/artikel_bali/detail/2733.htm
http://agama.kompasiana.com/2010/04/09/proses-kehidupan-manusia/
http://www.muditacenter.com/?p=417
http://filsafat.kompasiana.com/2010/07/11/proses-kehidupan/
5 Gudang Ilmu: filosofi beras nasi Proses terbentuknya nasi dari padi, merupakan proses yang panjang. Mulai dari petani yang menyiapkan lahan, menanam benih padi. Setelah mela...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

< >